• 34Âșc, Sunny
  • Tuesday, 18th June, 2019

Kenali Dua Jenis Bahasa Isyarat di Indonesia Berikut Ini

Bahasa isyarat adalah bentuk komunikasi non-verbal yang menggunakan gerakan tangan, ekspresi wajah, dan ekspresi tubuh untuk menyampaikan pesan atau berkomunikasi.

Bahasa ini umumnya digunakan oleh individu dengan gangguan pendengaran atau bicara untuk berinteraksi dengan orang lain. Terdapat berbagai macam bahasa isyarat di seluruh dunia, dan setiap negara atau komunitas memiliki sistem bahasa isyaratnya sendiri.

Tujuan dari bahasa isyarat adalah memungkinkan individu yang tidak dapat menggunakan bahasa lisan secara normal untuk tetap dapat berkomunikasi dengan efektif.

Melalui gerakan tangan, ekspresi wajah, dan isyarat tubuh, orang yang menggunakan bahasa isyarat dapat menyampaikan pikiran, perasaan, dan informasi dengan jelas kepada orang lain.

Di Indonesia, terdapat dua jenis bahasa isyarat yang umum digunakan, yaitu Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO) dan Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI). Bahasa isyarat memiliki peran penting dalam mendukung komunikasi dan interaksi sosial bagi mereka yang mengalami gangguan pendengaran atau bicara.

Ketahui dua bentuk bahasa isyarat berikut ini untuk mempermudah interaksi dengan teman-teman yang memiliki gangguan pendengaran dan bicara. Meskipun bagi orang awam keduanya tampak serupa, BISINDO dan SIBI ternyata memiliki perbedaan makna yang signifikan.

Apabila kita berkeinginan untuk berkomunikasi dengan teman-teman yang memiliki disabilitas pendengaran dan bicara, mari kita memahami bahasa isyarat yang mereka gunakan. Di bawah ini adalah penjelasan singkat mengenai BISINDO dan SIBI yang digunakan di Indonesia.

1. Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI)

SIBI adalah bentuk bahasa isyarat yang diadopsi dari American Sign Language (ASL). Bahasa isyarat ini sering digunakan di Sekolah Luar Biasa (SLB) untuk berkomunikasi antara guru dan siswa, serta antar siswa.

Meskipun disarankan oleh pemerintah, banyak yang berpendapat bahwa SIBI lebih sulit karena menggunakan kosakata yang formal dan kompleks.

Walaupun SIBI telah diajarkan kepada individu tuli dan bisu sejak bersekolah di SLB, masih ada kesulitan dalam mempelajari bahasa isyarat ini.

Terkadang, bahkan mereka yang mengalami gangguan pendengaran saja merasa kesulitan saat menggunakan SIBI dalam berkomunikasi.

Karena SIBI dianggap cukup sulit, sebagian besar individu tuli dan bisu memilih untuk tidak menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari.

Bahasa isyarat ini hanya melibatkan satu tangan dan memiliki struktur serupa dengan tata bahasa lisan Indonesia, termasuk penggunaan awalan dan akhiran.

2. Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO)

Berbeda dengan SIBI, BISINDO dikembangkan oleh Gerakan untuk Kesejahteraan Tunarungu Indonesia (GERKATIN).

Meskipun dianggap primitif oleh beberapa pihak, BISINDO diperjuangkan karena dianggap mewakili budaya tuli Indonesia.

BISINDO merupakan bahasa yang umumnya digunakan oleh individu tuli dan bisu sejak kecil. Bahasa ini dianggap sebagai bentuk alami yang mudah dipahami oleh sesama tuli, maupun ketika berkomunikasi dengan individu normal.

Keunikan BISINDO terletak pada penggunaan dua tangan dalam isyaratnya, mirip dengan variasi bahasa daerah.

Isyarat dalam BISINDO dipengaruhi oleh nilai-nilai budaya setiap daerah, yang sangat berbeda dengan SIBI yang dianggap sebagai bentuk bahasa isyarat standar di Indonesia.

Antara SIBI dan BISINDO, Mana yang Lebih Mudah?

Bagi orang yang belum terbiasa dengan bahasa isyarat, mempelajari kedua bentuk bahasa ini tentu tidak mudah. Proses pembelajaran melibatkan menghafal isyarat-isyarat agar dapat berkomunikasi dengan lancar.

Umumnya, kebanyakan individu tuli dan bisu dapat membaca gerakan bibir lawan bicaranya. Oleh karena itu, komunikasi yang paling mudah adalah dengan menatap mereka dan membuat gerakan bibir yang jelas agar lebih mudah terbaca.

Antara SIBI dan BISINDO, manakah yang lebih mudah dipelajari? Jawabannya adalah BISINDO karena isyarat abjadnya serupa dengan alfabet yang digunakan sehari-hari.